bintangtimurnews.com
Drone Bayraktar TB2 produksi perusahaan Baykar asal Turki akan segera memperkuat lini pertahanan TNI Angkatan Udara. Informasi ini disampaikan oleh Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Mohamad Tonny Harjono saat menjawab pertanyaan wartawan mengenai kunjungannya ke pabrik Baykar beberapa waktu lalu.
“Produk Bayraktar sangat baik. Ini bukan promosi, tetapi kami memang akan segera menerima produk tersebut, yakni Bayraktar TB2,” ujar Tonny di sela-sela seminar nasional bertajuk “Masa Depan Keselamatan Penerbangan dan Kerja” di Gedung Puri Ardhya Garini Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (1/8/2024). Namun, Tonny belum menyebutkan jumlah drone Bayraktar yang akan dibeli. Sementara itu, Kementerian Pertahanan RI, yang memiliki kewenangan untuk membeli alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI, juga belum memberikan pernyataan resmi.
Berikut spesifikasi drone Bayraktar TB2: Bayraktar TB2 adalah pesawat tanpa awak jenis Medium Altitude Long Endurance (MALE) yang diproduksi oleh Baykar Makina. Drone ini memiliki kecepatan jelajah 70-120 knot dan ketinggian penerbangan operasional hingga 27.030 kaki. Pesawat ini memiliki rentang sayap sepanjang 12 meter dan panjang bodi 6,5 meter. Struktur tubuhnya terbuat dari serat karbon, kevlar, dan komposit hibrida, sementara segmen sambungannya dibuat dari aluminium menggunakan mesin kontrol numerik komputer (CNC) yang presisi.
Bayraktar TB2 dilengkapi dengan enam kendaraan udara, dua stasiun kontrol darat, tiga terminal data, dua terminal video jarak jauh, dan peralatan pendukung lainnya. Meskipun hanya mampu membawa amunisi terbatas, drone ini memiliki kemampuan untuk menghancurkan kendaraan lapis baja. Drone ini juga dilengkapi dengan berbagai sensor, termasuk sensor statis Pitot, laser altimeter, modul sensor alpha beta, sensor kecepatan, suhu, dan tingkat bahan bakar.
Dikutip dari Quartz, Bayraktar TB2 adalah kendaraan terbang otonom yang dapat meluncurkan rudal. Drone ini dikembangkan di Turki selama beberapa dekade terakhir setelah Amerika Serikat menolak menjual drone seperti Reaper kepada Turki. Harga Bayraktar TB2 diperkirakan sekitar 1 juta dolar AS atau sekitar Rp 14 miliar. Menurut Fortune, Bayraktar TB2 adalah drone tak berawak pertama buatan Turki. Meskipun tidak secanggih Reaper, daya tariknya terletak pada rasio biaya-manfaat yang sangat efisien di medan perang. Drone ini juga lebih mudah dioperasikan dibandingkan dengan persenjataan berteknologi tinggi lainnya.
Dengan jangkauan sekitar 150 km dan kemampuan terbang selama lebih dari 24 jam, drone Bayraktar TB2 telah digunakan dalam berbagai konflik, termasuk di Turki, Libya, Suriah, dan Ukraina. Drone ini juga menarik perhatian dunia saat digunakan oleh Azerbaijan dalam konflik dengan Armenia, di mana Azerbaijan berhasil memenangkan pertempuran berkat penggunaan TB2 untuk menghancurkan tank dan artileri Armenia yang canggih.